Proses Oogenesis
Proses pembentukan ovum disebut
oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali dengan pembelahan
mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid. Setiap
oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel
primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I
menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder kemudian
berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.
Oogenesis
Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi adalah proses pembuahan.
Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba
fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah
dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak
dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak
pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan dengan terjadinya
pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak pembuluh darah
sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi gangguan. Pematangan
ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone.
Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak
pertumbuhan mata dan telinga.
embrio usia 4 minggu
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk
janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan
kaki.
embrio usia 8 minggu
3. Usia 10 minggu, panjang janin
lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar
dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin
telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
embrio usia 16 minggu
1. Usia 40 minggu, janin sudah siap
untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya
melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
o
Menyalurkan
zat makanan dari induk ke embrio.
o
Mengalirkan
zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
o
Melindungi
janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem reproduksi dapat mengalami
gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat menyebabkan pasangan usia subur
sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus selalu menjaga
kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak dapat memperoleh keturunan
yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem
reproduksi adalah sebagai berikut.
1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual,
transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil
kepada anaknya. Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga
mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian.
Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya
muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan
otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV.
Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah
putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari segala
macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang berbagai penyakit.
Pada awalnya, orang yang terinfeksi
HIV tampak seperti orang yang sehat dan tidak memperlihatkan gejala-gejala
tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5 – 7 tahun, tergantung dari kekebalan
tubuh si penderita.
Pada tahap selanjutnya, akan muncul
gejala awal seperti hilangnya selera makan, tubuh terasa lemas, dan badan
berkeringat secara berlebihan pada malam hari. Kemudian akan timbul
bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami
diare terus menerus, serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6
bulan sampai 2 tahun.
Tahap terakhir atau fase AIDS akan
terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sangat berkurang. Pada tahap ini
biasanya penderita mudah terserang penyakit TBC, pneumonia, herpes, gangguan
saraf, dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk
mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif menderita AIDS, harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel T pada darahnya.
b. Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV
karena hubungan seksual. Virus HIV dapat menyerang orang pemakai narkoba dan
tato yang menggunakan jarum suntik dan semprotan yang telah terkontaminasi oleh
virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah. Ibu hamil yang
mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.
Penularan HIV sangat cepat sekali,
seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pengguna narkoba semakin banyak,
seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi. Untuk itulah, kita harus
menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah penyebaran virus ini.
c. Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan
sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya terhindar dari penyakit ini adalah
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS dapat
juga dicegah dengan cara sebagai berikut:
1.
Menghindari
hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2.
Menghindari
hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3.
Mengadakan
pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
4.
Menjamin
sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja
singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh bakteri Troponema pallidum.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan
kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di
rahim perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan
sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh
namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam
ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha.
Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat
lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat
menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan
pengobatan.
3. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh
infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat menular melalui hubungan
seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain.
Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah
dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau
dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala,
sehingga penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi. Infeksi yang
menyebar hingga ke testis
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera mendapatkan pengobatan.
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah
dari penis saluran urine. Sehingga mengakibatkan infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini
sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada
vagina atau penis seperti bercak-bercak yang menyerang pada alat kelamin
manusia Infeksi pada dinding vagina, langit -langit, lipatan dekat anus. Melalui
proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini dapat
diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan anus tidak terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar